BPTJ, pada Awal Minggu (11/12/2023) mengungkapkan tahap pertama pembatasan akan dilakukan pada 22 Desember 2023 pukul 00.00 Waktu Indonesia Barat sampai dengan 24 Desember 2023 pukul 24.00 WIB. Kemudian, masa arus balik pada 26 Desember 2023 pukul 00.00 Waktu Indonesia Barat sampai dengan 27 Desember 2023 pukul 08.00 WIB.
Sementara tahap kedua (libur Tahun Baru 2024), yaitu masa arus mudik pada 29 Desember 2023 pukul 00.00 Waktu Indonesia Barat sampai dengan 30 Desember 2023 pukul 24.00 WIB. Kemudian, masa arus balik pada 1 Januari 2024 pukul 00.00 Waktu Indonesia Barat sampai dengan 2 Januari 2024 pukul 08.00 WIB.
Adapun, kendaraan yang digunakan dijalankan pengalihan arus lalu lintas, yakni mobil barang dengan jumlah agregat berat yang dimaksud diizinkan (JBI) tambahan dari 14.000 kg, mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih, kereta tempelan, kereta gandengan juga mobil barang yang mengangkut material galian (tanah, pasir, batu), komponen tambang, kemudian material bangunan seperti besi, semen, juga kayu.
Sementara, pengecualian pengalihan arus lalu lintas mobil barang, yakni substansi bakar minyak (BBM) atau komponen bakar gas, ternak, pupuk, hantaran uang juga unsur pokok (beras, tepung terigu, jagung, gula, sayur serta buah-buahan, daging, ikan, daging unggas, susu, telur, garam, kedelai, bawang, cabai, minyak goreng, lalu mentega).
BPTJ memproyeksikan pergerakan rakyat Jabodetabek pada masa libur Natal 2023 dan juga Natal Tahun Baru 2024 mencapai 14,81 jt orang. Jumlah yang dimaksud sebanyak 43,92 persen dari total jumlah keseluruhan penduduk Jabodetabek.
“Pergerakan Jabodetabek jumlah total penduduk yang dimaksud akan bergerak sekitar 14,81 jt orang,” kata Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi dalam Jakarta.
BPTJ mencatatkan data pada masa Natal 2023 lalu Tahun Baru 2024, Jawa Barat menjadi wilayah tujuan terbanyak dari Jabodetabek dengan total mencapai 26,39 persen atau 3,91 jt orang.
Adapun, selama tempat terbanyak pelaku perjalanan Jabodetabek, yaitu Daerah Bogor, Jawa Barat dengan total 2,39 jt orang atau 16,16 persen.
“Dari hasil kajian Badan Kebijakan Transportasi dapat kita lihat bahwa tujuan terbanyak, yaitu 3,91 jt pelaku perjalanan Bogor yang digunakan paling banyak, Jadi, di area Jabodetabek persoalannya bukanlah persoalan antarkota tetapi persoalan commuter di tempat wilayah Jabodetabek sehingga kami mewaspadai di dalam daerah-daerah pariwisata,” ucap Tatan.
BPTJ juga memprediksi puncak arus mudik terjadi pada 22, 23, kemudian 30 Desember 2023. Sedangkan, puncak arus balik diprediksi terjadi pada 26 Desember 2023, 1 Januari 2024, kemudian 2 Januari 2024.
Selain itu, BPTJ juga memperkirakan pergerakan pada masa Natal 2023 serta Tahun Baru 2024 Jabodetabek akan didominasi oleh mobil pribadi 33,36 persen atau 4,94 jt kendaraan.
Rute terbanyak yang mana dipilih oleh pengguna mobil pribadi Jabodetabek, yakni Tol Trans Jawa serta Tol Jagorawi. Sedangkan, pengguna sepeda gowes motor Jabodetabek memilih rute jalur Bogor-Puncak-Cianjur sebagai rute favorit.
BPTJ juga menegaskan tidak ada ada persyaratan dokumen perjalanan, tidaklah ada pembatasan bepergian untuk aparatur sipil negara (ASN) lalu keluarga dan juga penerapan manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) pada jalan tol seperti contra flow lalu penutupan/pembatasan rest area. [Antara]